Kamis, 08 Maret 2012

Keutamaan Belajar Al-Qur`an


Keutamaan Belajar Al-Qur`an
Orang yang senantiasa melakukan amalan untuk berinteraksi dengan Al-Qur`an akan mendapatkan keutamaan atau fadhilah dari Allah swt, baik di dunia maupun di akhirat kelak. Diantara bentuk interaksi dengan Al-Qur`an yang sangat ditekankan dalam islam dan harus dimulai sejak usia dini adalah belajar Al-Qur`an. Bahkan tidak ada kata terlambat bagi kaum muslimin yang baru memulai belajar membaca Al-Qur`an pada usia dewasa atau sudah tua sekalipun. Keutamaan yang akan diberikan oleh Allah atau hikmah dan manfaat dari kegiatan belajar Al-Qur`an antara lain sebagai berikut :
1.    Menjadi Umat yang Palin Baik.
Dari Utsman bin ‘Affan, ia berkata, Rasul saw. bersabda :
Orang yang paling baik diantara kalian adalah orang yang belajar Al-Qur`an dan mengajarkannya” (HR. Al-Bukhari, Abu Dawud, At-Tirmidzi, Ibnu Majah )
Dalam hadits di atas dapat kita pahami beberapa hal :
a.         Allah menempatkan posisi orang yang belajar (pelajar) Al-Qur`an dan orang yang mengajarkan (guru) Al-Qur`an pada derajat yang paling tinggi, melebihi orang yang menekuni amalan atau profesi lainnya.
b.        Dari sisi manapun Al-Qur`an yang dipelajari, semua akan membawa pada kemuliaan, khususnya belajar membaca kalimatnya ( tahsin ) dan belajar memahami kandungannya (tafsir), dan inilah maksud diturunkannya Al-Qur`an.
c.         Derajat tinggi itu diberikan dengan syarat dasar bahwa pelajar dan pengajar Al-Qur`an itu tetap menjalankan ajaran Al-Qur`an dalam kehidupan sehari-hari. Adapun orang yang hanya mengkaji atau mengajarkan saja, tetapi hukum-hukum dan ajarannya diabaikan tidak akan ditinggikan derajatnya oleh Allah.
d.        Orang yang belajar Al-Qur`an (dalam hadits di atas) harus bersungguh-sungguh belajarnya, bukan sekedar belajar (membaca atau memahami) Qur`an sekedar mengisi waktu kosong atau hanya ikut-ikutan saja atau coba-coba atau mumpung gratis (maaf). Dengan kesungguhan itulah ia dapat ‘menguasai’ Al-Qur`an untuk kemudian ia dapat mengajarkan kepada orang lain minimal kepada keluarga. Bagaimana mungkin seseorang dapat mengajar orang lain kalau tidak menguasai ilmunya, dan bagaimana dapat menguasai ilmunya (Qur`an) kalau tidak belajar terlebih dahulu.
e.         Redaksi hadits di atas menggabungkan antara ‘belajar’ dan ‘mengajar’. Orang yang belajar Al-Qur`an akan meningkatkan amal ibadahnya dan memberikan manfaat bagi dirinya sebagai seorang hamba. Dan kalau ia mengajarkannya maka akan menyebarkan manfaat pada orang-orang lain dan bahkan setelah meninggalpun ia masih menerima manfaat (pahala)nya yang terus mengalir. Maka idealnya, yang belajar Al-Qur`an hendaknya sambil mengajarkannya sebatas kemampuannya, dan yang mengajarkan Al-Qur`an hendaknya sambil terus belajar agar bertambah ilmunya dan meningkat kemampuannya.
2. Mendapat Ketentraman dan Rahmat dari Allah :
Rasul  bersabda:
Tidaklah suatu kaum berkumpul di sebuah rumah Allah (masjid), mereka membaca kitab Allah dan mempelajarinya, melainkan akan diturunkan kepada mereka ketenangan, diliputi oleh rahmat, dan dikelilingi oleh malaikat, dan mereka akan disebut-sebut Allah dihadapan orang-orang yang ada di sisi-Nya (para malaikat), dan barang siapa amalnya kurang, tidak dapat ditambah oleh nasabnya. (HR. Muslim ).
Hadits di atas memberikan informasi kepada kita tentang manfaat yang akan di dapat oleh orang-orang yang membaca atau dan belajar Al-Qur`an, walaupun tidak bersama banyak orang, dan walaupun tidak di dalam masjid. Disebutkannya ‘masjid’ secara khusus dalam hadits itu karena di zaman Rasulullah pada umumnya orang belajar Al-Qur`an di masjid, di masjidlah tempat berkumpul umat islam.
Orang yang belajar Al-Qur`an tidak hanya akan mendapat pahala di akhirat kelak, bahkan masih di dunia saja ia sudah mendapatkan beberapa karunia atau manfaat, antara lain:
a.       Mendapat ketentraman atau ketenangan dalam hidupnya.
b.      Mendapat curahan rahmat (kasih saying) dari Allah.
c.       Dinaungi oleh para malaikat karena memuliakannya.
d.      Disebut-sebut dan dipuji oleh Allah swt.
Semua orang pasti menginginkan ketentraman di dalam hidup ini dalam kedudukannya sebagai apapun, . Bahkan orang orang yang paling jahatpun pasti dalam hati kecilnya ingin mendapat ketenangan dan ketentraman walaupun jalan yang ditempuhnya salah. Kita ingin hidup bersama keluarga kita dalam ketentraman dan kedamaian, maka ajaklah keluarga kita untuk bersama-sama belajar Al-Qur`an. Kita ingin bekerja dengan tenang, tanpa ketakutan dan kehawatiran dari hal-hal yang tidak diinginkan, maka sisihkan waktu (jika disediakan) untuk Al-Qur`an walaupun di kantor atau PT tempatnya. Produk yang dihasilkan oleh orang yang bekerja dengan hati tenang dan gembira, tidak gelisah, tidak suntuk, pasti lebih baik dari pada yang dihasilkan oleh orang yang hatinya sedih, gundah dan gelisah, bekerja dengan keterpaksaan apalagi ketakutan.  
3.    Salah Satu Bentuk Jihad di Jalan Allah.
Ilmu berkaitan dengan Al-Qur`an adalah sumber dari ilmu-ilmu agama yang lainnya seperti aqidah, fiqih, tafsir, shiroh, tasawwuf, dan sebagainya. Orang-orang yang berkenan mempelajari dan mendalami ilmu-ilmu agama, termasuk di dalamnya dalah orang yang belajar Al-Qur`an, akan diutamakan oleh Allah sejajar dengan orang yang berjihad membela islam di medan perang. Allah berfirman :
 “Tidak sepatutnya bagi mukminin itu pergi (berjihad) semuanya (ke medan perang). Mengapa tidak pergi dari tiap-tiap golongan di antara mereka beberapa orang untuk memperdalam pengetahuan mereka tentang agama dan untuk memberi peringatan kepada kaumnya apabila mereka telah kembali kepadanya, supaya mereka itu dapat menjaga dirinya”. (QS. At-Taubah: 122)
Bahkan lebih tegas lagi Allah menjadikan Al-Qur`an sebagai salah satu sarana untuk berjihad dalam rangka memperjuangkan Islam. Allah berfirman :
Maka janganlah kamu mengikuti orang-orang kafir, dan berjihadlah terhadap mereka dengannya ( Al Quran) dengan jihad yang besar. (QS. Al-Furqan: 52 )
Rasul bersabda:
“Siapa keluar untuk menuntut ilmu maka ia (telah berjihad) di jalan Allah sampai ia kembali” (HR. At-Tirmidzi)
Makna dasar dari akar kata ‘jihad’ adalah ‘bersangguh-sungguh’, yang darinya muncul kata ’mujahadah’ (bersungguh-sunguh membersihkan hati untuk mendekatkan di pada Allah), dan ‘ijtihad’ (bersungguh-sungguh menggali hukum-hukum Allah). Orang yang ingin berhasil dalam belajar Al-Qur`an membutuhkan semangat jihad untuk bersungguh-sungguh mempelajarinya. Dia harus dapat melawan hawa nafsunya serta menyisihkan sedikit kesenangan duniawi dengan mengorbankan waktunya untuk belajar Al-Qur`an. Ketika belajar membaca Al-Qur`an harus bersabar menempuh waktu yang tidak sebentar. Berjuang melawan kemalasan untuk tetap istiqomah (konsisten) datang ke tempat belajar walaupun tenaga sudah lelah. Menjaga ketekunan mendengar dan menyimak bacaan yang dicontohkan oleh guru, dan diikuti menirukan bacaan guru walaupun kesalahan demi kesalahan dilaluinya.  
Sebagian orang beranggapan bahwa belajar Al-Qur`an itu sulit, apalagi jika baru belajarnya setelah usia dewasa, di mana lidah sudah kaku, waktu sudah sempit, daya ingat sudah berkurang, pikiran dan tanggung jawab sudah banyak. Tapi siapapun yang bersungguh-sungguh, Allah menjamin akan memberikan kemudahan dalam belajar Al-Qur`an. Bahkan janji Allah ini diulang sebanyak 4X dalam satu surat yang sama dalam Al-Qur`an. Allah berfirman:
Dan Sesungguhnya telah Kami mudahkan Al-Quran untuk pelajaran, maka adakah orang yang mengambil pelajaran? (QS. Al-Qomar: 17, 22, 32, 40 )