Keutamaan
Belajar Al-Qur`an
Orang
yang senantiasa melakukan amalan untuk berinteraksi dengan Al-Qur`an akan
mendapatkan keutamaan atau fadhilah dari Allah swt, baik di dunia maupun di
akhirat kelak. Diantara bentuk interaksi dengan Al-Qur`an yang sangat ditekankan
dalam islam dan harus dimulai sejak usia dini adalah belajar Al-Qur`an. Bahkan
tidak ada kata terlambat bagi kaum muslimin yang baru memulai belajar membaca
Al-Qur`an pada usia dewasa atau sudah tua sekalipun. Keutamaan yang akan
diberikan oleh Allah atau hikmah dan manfaat dari kegiatan belajar Al-Qur`an antara
lain sebagai berikut :
1. Menjadi
Umat yang Palin Baik.
Dari
Utsman bin ‘Affan, ia berkata, Rasul saw. bersabda :
“Orang
yang paling baik diantara kalian adalah orang yang belajar Al-Qur`an dan
mengajarkannya” (HR. Al-Bukhari, Abu Dawud, At-Tirmidzi, Ibnu Majah )
Dalam
hadits di atas dapat kita pahami beberapa hal :
a.
Allah menempatkan
posisi orang yang belajar (pelajar) Al-Qur`an dan orang yang mengajarkan (guru)
Al-Qur`an pada derajat yang paling tinggi, melebihi orang yang menekuni amalan
atau profesi lainnya.
b.
Dari sisi manapun
Al-Qur`an yang dipelajari, semua akan membawa pada kemuliaan, khususnya belajar
membaca kalimatnya ( tahsin ) dan belajar memahami kandungannya (tafsir), dan
inilah maksud diturunkannya Al-Qur`an.
c.
Derajat tinggi itu
diberikan dengan syarat dasar bahwa pelajar dan pengajar Al-Qur`an itu tetap
menjalankan ajaran Al-Qur`an dalam kehidupan sehari-hari. Adapun orang yang
hanya mengkaji atau mengajarkan saja, tetapi hukum-hukum dan ajarannya
diabaikan tidak akan ditinggikan derajatnya oleh Allah.
d.
Orang yang belajar
Al-Qur`an (dalam hadits di atas) harus bersungguh-sungguh belajarnya, bukan
sekedar belajar (membaca atau memahami) Qur`an sekedar mengisi waktu kosong
atau hanya ikut-ikutan saja atau coba-coba atau mumpung gratis (maaf). Dengan
kesungguhan itulah ia dapat ‘menguasai’ Al-Qur`an untuk kemudian ia dapat
mengajarkan kepada orang lain minimal kepada keluarga. Bagaimana mungkin
seseorang dapat mengajar orang lain kalau tidak menguasai ilmunya, dan bagaimana
dapat menguasai ilmunya (Qur`an) kalau tidak belajar terlebih dahulu.
e.
Redaksi hadits di atas
menggabungkan antara ‘belajar’ dan ‘mengajar’. Orang yang belajar Al-Qur`an
akan meningkatkan amal ibadahnya dan memberikan manfaat bagi dirinya sebagai
seorang hamba. Dan kalau ia mengajarkannya maka akan menyebarkan manfaat pada
orang-orang lain dan bahkan setelah meninggalpun ia masih menerima manfaat
(pahala)nya yang terus mengalir. Maka idealnya, yang belajar Al-Qur`an hendaknya
sambil mengajarkannya sebatas kemampuannya, dan yang mengajarkan Al-Qur`an
hendaknya sambil terus belajar agar bertambah ilmunya dan meningkat
kemampuannya.
2.
Mendapat Ketentraman dan Rahmat dari Allah :
Rasul bersabda:“Tidaklah suatu kaum berkumpul di sebuah rumah Allah (masjid), mereka membaca kitab Allah dan mempelajarinya, melainkan akan diturunkan kepada mereka ketenangan, diliputi oleh rahmat, dan dikelilingi oleh malaikat, dan mereka akan disebut-sebut Allah dihadapan orang-orang yang ada di sisi-Nya (para malaikat), dan barang siapa amalnya kurang, tidak dapat ditambah oleh nasabnya. (HR. Muslim ).
Hadits di atas memberikan
informasi kepada kita tentang manfaat yang akan di dapat oleh orang-orang yang
membaca atau dan belajar Al-Qur`an, walaupun tidak bersama banyak orang, dan
walaupun tidak di dalam masjid. Disebutkannya ‘masjid’ secara khusus dalam
hadits itu karena di zaman Rasulullah pada umumnya orang belajar Al-Qur`an di
masjid, di masjidlah tempat berkumpul umat islam.
Orang yang belajar Al-Qur`an
tidak hanya akan mendapat pahala di akhirat kelak, bahkan masih di dunia saja
ia sudah mendapatkan beberapa karunia atau manfaat, antara lain:
a.
Mendapat ketentraman atau
ketenangan dalam hidupnya.
b.
Mendapat curahan rahmat (kasih
saying) dari Allah.
c.
Dinaungi oleh para malaikat
karena memuliakannya.
d.
Disebut-sebut dan dipuji oleh
Allah swt.
Semua orang pasti menginginkan
ketentraman di dalam hidup ini dalam kedudukannya sebagai apapun, . Bahkan
orang orang yang paling jahatpun pasti dalam hati kecilnya ingin mendapat
ketenangan dan ketentraman walaupun jalan yang ditempuhnya salah. Kita ingin
hidup bersama keluarga kita dalam ketentraman dan kedamaian, maka ajaklah
keluarga kita untuk bersama-sama belajar Al-Qur`an. Kita ingin bekerja dengan
tenang, tanpa ketakutan dan kehawatiran dari hal-hal yang tidak diinginkan,
maka sisihkan waktu (jika disediakan) untuk Al-Qur`an walaupun di kantor atau
PT tempatnya. Produk yang dihasilkan oleh orang yang bekerja dengan hati tenang
dan gembira, tidak gelisah, tidak suntuk, pasti lebih baik dari pada yang
dihasilkan oleh orang yang hatinya sedih, gundah dan gelisah, bekerja dengan
keterpaksaan apalagi ketakutan.
3. Salah
Satu Bentuk Jihad di Jalan Allah.
Ilmu
berkaitan dengan Al-Qur`an adalah sumber dari ilmu-ilmu agama yang lainnya
seperti aqidah, fiqih, tafsir, shiroh, tasawwuf, dan sebagainya. Orang-orang
yang berkenan mempelajari dan mendalami ilmu-ilmu agama, termasuk di dalamnya
dalah orang yang belajar Al-Qur`an, akan diutamakan oleh Allah sejajar dengan
orang yang berjihad membela islam di medan perang. Allah berfirman :
“Tidak sepatutnya bagi mukminin itu pergi (berjihad) semuanya
(ke medan perang). Mengapa tidak pergi dari tiap-tiap golongan di antara mereka
beberapa orang untuk memperdalam pengetahuan mereka tentang agama dan untuk
memberi peringatan kepada kaumnya apabila mereka telah kembali kepadanya,
supaya mereka itu dapat menjaga dirinya”. (QS.
At-Taubah: 122)
Bahkan
lebih tegas lagi Allah menjadikan Al-Qur`an sebagai salah satu sarana untuk
berjihad dalam rangka memperjuangkan Islam. Allah berfirman :
“Maka
janganlah kamu mengikuti orang-orang kafir, dan berjihadlah terhadap mereka
dengannya ( Al Quran) dengan jihad yang besar. (QS. Al-Furqan: 52 )
Rasul
bersabda:
“Siapa
keluar untuk menuntut ilmu maka ia (telah berjihad) di jalan Allah sampai ia
kembali” (HR. At-Tirmidzi)
Makna
dasar dari akar kata ‘jihad’ adalah ‘bersangguh-sungguh’, yang
darinya muncul kata ’mujahadah’ (bersungguh-sunguh membersihkan hati
untuk mendekatkan di pada Allah), dan ‘ijtihad’ (bersungguh-sungguh
menggali hukum-hukum Allah). Orang yang ingin berhasil dalam belajar Al-Qur`an
membutuhkan semangat jihad untuk bersungguh-sungguh mempelajarinya. Dia harus
dapat melawan hawa nafsunya serta menyisihkan sedikit kesenangan duniawi dengan
mengorbankan waktunya untuk belajar Al-Qur`an. Ketika belajar membaca Al-Qur`an
harus bersabar menempuh waktu yang tidak sebentar. Berjuang melawan kemalasan
untuk tetap istiqomah (konsisten) datang ke tempat belajar walaupun tenaga
sudah lelah. Menjaga ketekunan mendengar dan menyimak bacaan yang dicontohkan
oleh guru, dan diikuti menirukan bacaan guru walaupun kesalahan demi kesalahan
dilaluinya.
Sebagian
orang beranggapan bahwa belajar Al-Qur`an itu sulit, apalagi jika baru
belajarnya setelah usia dewasa, di mana lidah sudah kaku, waktu sudah sempit, daya
ingat sudah berkurang, pikiran dan tanggung jawab sudah banyak. Tapi siapapun
yang bersungguh-sungguh, Allah menjamin akan memberikan kemudahan dalam belajar
Al-Qur`an. Bahkan janji Allah ini diulang sebanyak 4X dalam satu surat yang
sama dalam Al-Qur`an. Allah berfirman:
“Dan
Sesungguhnya telah Kami mudahkan Al-Quran untuk pelajaran, maka adakah orang
yang mengambil pelajaran? (QS. Al-Qomar: 17, 22, 32, 40 )