Mushhaf Al-Quran dengan metode Tikrar ini adalah bentuk sistematisasi dari cara menghafal Al-Quran yang paling tua dan yang paling banyak diamalkan oleh para huffazh (penghafal) sejak zaman dulu hingga sekarang.
Rasul bersabda: 'Peliharalah selalu Al-Quran, demi Dzat Yang jiwaku ada di tangan-Nya, sungguh dia lecih cepat hilang (lepas) dari pada onta yang terikat' (HR. Bukhari)
Menurut pensyarah hadits , maksud memelihara Al-Quran' adalah dengan mengulang-ulang bacaannya secara terus menerus.
Kata Syeikh Al-Iraqy, para santri tahfizh di masjid Nabawi dan masjidil Haram juga tikrar (mengulang-ulang) sekurang-kurangnya sebanyak 40 kali.
Dari dasar itulah, Syamil Quran menyusul metode menghafal quran dengan pengulangan yang dipadukan dengan mushaf Al-Qurannya. Tujuannya agar para pembaca Al-Quran bisa hafal tanpa menghafalkannya karena sering mengulang membacanya, dengan syarat metode ini dijalankan dengan sebenar-benarnya.