Kamis, 21 September 2017

TAFSIR IBNU KATSIR

TAFSIR IBNU KATSIR


Judul Kitab Asli: Tafsir Al-Qur’an Al-‘Adzim
Penerjemah: Arif Rahman Hakim, MA; Syahirul Alim Al-Adib, Lc; Muhammad Zaini; Nila Nur Fajariyah; Muh. Faqih Fatwa, Lc.
Ukuran: 18 cm x 24,5 cm
Cover: Hard Cover
Berat: 15 Kilo Gram
Tebal: +- per jilid: 950 halaman
Harga : Rp.1.250.000
Info : wa 081310892113





Resensi:
Segala puji hanya milik Allah Rabb semesta alam dan shalawat serta salam tercurahkan kepada Nabi Muhammad Shallallahu Alaihi wa Sallam.
Buku ini “Buku Tafsir Ibnu Katsir Set 10 Jilid” .

Buku ini adalah buku versi terjemah yang diterbitkan oleh penerbit: Insan Kamil.
Di dalamnya disertakan kaidah-kaidah tafsir Al-Qur’an yang disusun oleh Imam As-Sa’di. Dengan adanya kaidah-kaidah tersebut akan memudahkan pembaca untuk memahami tafsir secara utuh dan benar. Bahkan disertakan juga Mukaddimah Ushul Tafsir Ibnu Taimiyyah yang telah disyarah oleh Syaikh Al-‘Allamah Ibnu Utsaimin. Dengan Mukadimah ini akan menuntun pembaca untuk mengetahui metode penafsiran dan sejarahnya. Inilah yang menjadi titik pembeda, sehingga tidak berlebihan jika dikatakan bahwa Tafsir Al-Qur’an Al-Azhim yang ada di hadapan pembaca ini adalah cetakan terlengkap versi terjemah.Tafsir Ibnu Katsir merupakan salah satu kitab tafsir yang paling banyak diterima dan tersebar di tengah ummat ini. Imam Ibnu Katsir telah menghabiskan waktu yang sangat lama untuk menyusunnya. Maka tidak mengherankan jika penafsiran beliau sangat kaya dengan riwayat, baik hadits maupun atsar. Bahkan, hampir seluruh hadits periwayatan dari Imam Ahmad bin Hanbal -rahimahullah- dalam kitab Al Musnad tercantum dalam kitab tafsir ini. (Syaikh Sami bin Muhammad Salamah, dalam tahqiq beliau pada Kitab
Tafsir Al Qur’anul ‘Adzim cet. Darul Thayibah 1420 H).
Negeri

Dimuat juga penjelasan Imam Al-‘Allamah Ahmad Syakir, sebagaimana dalam tahqiq Tafsir Ath-Thabari. Lebih menariknya lagi, shahih dan dhaifnya hadits dalam cetakan ini telah disandarkan pada kaidah hadits Imam Al-Albani. Dengan itu, diharapkan pembaca mendapat pengetahuan lebih mendalam; mana riwayat yang shahih, dan mana yang dha’if.
Juga telah ditahqiq oleh 4 ulama; 1. Syaikh Ahmad Abdul Rabbi An-Nabi, 2. Syaikh Muhammad Ali, 3. Syaikh Syarif Abdullah, dan 4. Syaikh Aiman Nasyir.

Buku ini sangat layak menjadi salah satu koleksi perpustakaan pribadi anda. Warisan ilmu pengetahuan yang takkan putus oleh zaman.

-------  
Info : wa 081310892113




Senin, 18 September 2017

Buku Syarah Rasmul Bayan

SYARAH RASMUL BAYAN TARBIYAH;




Penulis : JASIMAN LC.
Harga : Rp.70.000

Pemesanan : wa 081310892113

Judul : Syarah Rasmul Bayan
Judul Kecil : Penjelasan Manhaji tentang Makna Syahadatain, Makrifatullah, Mahabbatullah, Makrifatur Rasul, Makrifatul Islam, Makrifatul Insan, Hakikat ibadah
Penulis : Ust. Jasiman, Lc

SInopsis:

Manhaj tarbiyah islamiyah yang disusun oleh para mu’assis dakwah di negeri ini telah memberikan kontribusi yang sangat besar bagi lahirnya generasi baru Islam. manhaj ini telah terbukti memberi kemudahan bagi para dai dalam mendidik generasi rabbani.

Dengan kecerdasannya, sang mu’assis dakwah di negeri ini telah menyampaikan nilai-nilai Islam itu dalam bentuk silabus yang memberikan kemudahan kepada mutarabbi untuk mengingat kerangka berpikir dan alur pembahasan pada setiap sesinya.

Hanya saja, dalam perjalanannya, mereka yang tidak mendapatkan materi langsung dari para pendahulu kadang mendapat kesulitan dalam membunyikan kembali materi-materi kajian tarbawiyah dalam bentuk silabus tersebut. Di sinilah letak pentingnya buku Syarah Rasmul Bayan sebagai penjelas dari silabus yang sudah ada untuk semakin memudahkan para pelaku dakwah.

Buku Syarah Rasmul Bayan ini merupakan edisi revisi dari buku yang sebelumnya sudah pernah terbit. Penulis merasa bahwa buku itu harus direvisi karena masih terdapat kesalahan cetak di sana-sini. Pada edisi kali ini, penulis juga melengkapi narasinya dengan terjemahan ayat dan teks hadits nabi agar peserta tarbiyah tidak kesulitan mencarinya ke dalam buku-buku hadits, lengkap dengan referensi dan catatan kaki, sehingga menjadikan buku ini sangat praktis dan langsung siap untuk dinikmati.

Info : wa 081310892113


 DAFTAR ISI BUKU SYARAH RASMUL BAYAN:

KATA PENGANTAR

A. MAKNA SYAHADATAIN

A.1. Urgensi Syahadatain
A.2. Makna yang Terkandung dalam Syahadatain
A.3. Makna “Ilah”
A.4. Loyalitas dan Penolakan
A.5. Kalimat Allah – lah yang Tertinggi
A.6. Tahapan Interaksi dengan Syahadatain
A.7. Syarat-Syarat Diterimanya Syahadatain
A.8. Ridha (Kerelaan)
A.9. Realisasi Makna Syahadatain
A.10. Realisasi Syahadatain
A.11. Celupan dan Perubahan

B. MA’RIFATULLAH (Mengenal Allah)

B.1. Urgensi Mengenal Allah
B.2. Cara Mengenal Allah
B.3. Penghalang Ma’rifatullah
B.4. Bukti Keberadaan Allah
B.5. Pengesaan Allah
B.6. Memurnikan Ibadah
B.7. Bahaya Syirik
B.8. Hidup di bawah Naungan Tauhid
B.9. Makna-Makna Laa Ilaaha Illallah
B.10. Cinta kepada Allah
B.11. Tingkatan Cinta
B.12. Konsekuensi Cinta
B.13. Kesertaan Allah
B.14. Lakukan Hanya yang Terbaik
B.15. Ilmu Allah

C. MA’RIFATURRASUL (Mengenal Rasul)

C.1. Kebutuhan Manusia Terhadap Rasul
C.2. Definisi Rasul
C.3. Kedudukan Rasul
C.4. Sifat-Sifat Rasul
C.5. Tugas Rasul
C.6. Karakteristik Risalah Muhammad Saw.
C.7. Kewajiban Kita kepada Rasul Saw.
C.8. Hasil Mengikuti Rasul Saw.

D. MA’RIFATUL ISLAM (Mengenal Islam)

D.1. Makna Islam
D.2. Islam dan Sunnatullah
D.3. Sifat Islam
D.4. Kesempurnaan Islam
D.5. Islam Sebagai Pedoman Hidup
D.6. Islam Sebagai Akhlak
D.7. Islam Sebagai Fikrah
D.8. Islam Agama yang Benar
D.9. Tabiat Agama Islam
D.10. Amal Islami


E. MA’RIFATUL INSAN (Mengenal Manusia)

E.1. Definisi Manusia
E.2. Hakikat Manusia
E.3. Potensi Manusia
E.4. Jiwa Manusia
E.5. Sifat Manusia
E.6. Hakikat Ibadah
E.7. Cakupan Ibadah
E.8. Diterimanya Ibadah
E.9. Hasil Ibadah
E.10. Buah Ketakwaan
E.11. Keseimbangan
E.12. Misi Manusia
E.13. Membangun Kejayaan


F. MENGENAL AL-QUR’AN

F.1. Definisi Al-Quran
F.2. Nama-Nama Al-Qur’an
F.3. Konsekuensi Iman Kepada Al-Qur’an
F.4. Bahaya Melupakan Al-Qur’an
F.5. Syarat Mendapat Manfaat Al-Qur’an
G. GHAZWUL FIKRI

G.1. Perang Pemikiran
G.2. Tahapan Perang Pemikiran
G.3. Sarana Perang Pemikiran
G.4. Bahaya Perang Pemikiran
G.5. Sebab-Sebab Jahiliyah


H. GOLONGAN SETAN

H.1. Golongan Setan
H.2. Ciri-Ciri Golongan Setan
I. PROBLEMATIKA DAKWAH

I.1. Kondisi Kaum Muslimin Saat Ini
I.2. Penyakit Umat Dalam Dakwah
I.3. Problematika Umat
J. AL-HAQ WA AL-BATHIL

J.1. Konflik Antara Haq dan Batil
J.2. Kekuatan Al-Haq
J.3. Furqan
J.4. Istiqomah
J.5. Hizbullah
K. TAKWINUL UMMAH

K.1. Membentuk Umat
K.2. Membentuk Kepribadian Islam
K.3. Berpegang Teguh pada Tali Allah
K.4. Perubahan Islami
K.5. Menyatukan Hati
K.6. Sebab-Sebab Perpecahan dan Solusinya
K.7. Ukhuwah Islamiyah
L. TARBIYAH ISLAMIYAH

L.1. Urgensi Tarbiyah
L.2. Tujuan Tarbiyah
L.3. Sarana-sarana Tarbiyah
L.4. Prinsip Kesinambungan Tarbiyah
M. FIQH DAKWAH

M.1. Keutamaan Dakwah
M.2. Makna Dakwah
M.3. Fiqh Dakwah
M.4. Dasar-Dasar Tarbiyah Takwiniyah
M.5. Unsur-Unsur Dakwah
M.6. Karakteristik Dakwah
M.7. Rabbaniyatud Dakwah
M.8. Bagaimana Beradaptasi dengan Islam
M.9. Peran Pemuda dalam Mengemban Risalah
M.10. Penegakan Agama
M.11. Pilar-Pilar Kebangkitan Umat
-----------
Pemesanan : WA 081210892113

Rabu, 07 Oktober 2015

METODE MENGHAFAL AL-QURAN DENGAN MUSHAF 'TIKRAR'
Mushhaf Al-Quran dengan metode Tikrar ini adalah bentuk sistematisasi dari cara menghafal Al-Quran yang paling tua dan yang paling banyak diamalkan oleh para huffazh (penghafal) sejak zaman dulu hingga sekarang.
Rasul bersabda: 'Peliharalah selalu Al-Quran, demi Dzat Yang jiwaku ada di tangan-Nya, sungguh dia lecih cepat hilang (lepas) dari pada onta yang terikat' (HR. Bukhari)
Menurut pensyarah hadits , maksud memelihara Al-Quran' adalah dengan mengulang-ulang bacaannya secara terus menerus.
Kata Syeikh Al-Iraqy, para santri tahfizh di masjid Nabawi dan masjidil Haram juga tikrar (mengulang-ulang) sekurang-kurangnya sebanyak 40 kali.
Dari dasar itulah, Syamil Quran menyusul metode menghafal quran dengan pengulangan yang dipadukan dengan mushaf Al-Qurannya. Tujuannya agar para pembaca Al-Quran bisa hafal tanpa menghafalkannya karena sering mengulang membacanya, dengan syarat metode ini dijalankan dengan sebenar-benarnya. 












Jumat, 28 Agustus 2015

AGAR ANAK CINTA QUR`AN - (ke2 )

AGAR ANAK CINTA QUR`AN

( tulisan ke 2 )


5.    Bercerita yang bersumber dari Qur`an.
Diantara hal yang disukai anak adalah mendengarkan dongeng atau cerita. Sampaikan cerita-cerita yang bersumber dari Al-Qur`an seperti cerita para nabi dan cerita orang-orang zaman dahulu. Bahkan hal-hal atau cerita berkaitan dengan binatang-binatang yang disebutkan dalam Al-Qur`an seperti gajah (Al-Fiil), laba-laba (Al-Ankabut), semut (An-Naml), tawon (An-Nahl), burung (kisah Nabi Sulaiman dan kisah Habil-Qobil), ikan paus (kisah nabi Yunus), dan lain-lain. Cerita yang disampaikan jangan hanya alur cerita saja, tapi berikan juga pesan moralnya serta adaptasikan dengan kondisi kekinian. Dan jangan lupa sebutkan bahwa cerita ini ada dalam Al-Qur`an, apalagi kalau ketika bercerita sambil memegang mushaf. Hal ini sekaligus untuk menunjukkan bahwa Qur`an itu cukup menyenangkan karena tidak hanya bermuatan tentang sholat, dzikir, perintah dan siksa.
6.    Bermain dengan nuansa Qur`an.
Dunia anak adalah dunia bermainan. Karena itu hendaknya sisipkan materi ke-Qur`an-an di tengah permainan anak. Misalnya dengan tebakan nama-nama surat, perintah melanjutkan potongan ayat, mewarnai huruf-huruf hijaiyah atau kaligrafi. Permainan ini bisa dipadukan dengan alat-alat mainan seperti bola, bowling, kartu-kartu, dadu, ular tangga dan sebagainya. Jadikan suasana bermain anak tidak hanya asal menyenagkannya, tapi juga ada nilai pendidikan termasuk pembelajaran Al-Qur`an. Dengan demikian bisa bermain sambil belajar Al-Qur`an, dan belajar Al-Qur`an sambil bermain.


7.    Memberi penghargaan.
Kiat meningkatkan motivasi anak agar senang dan mencintai Al-Qur`an antara lain dengan memberikan penghargaan atas prestasi Qur`annya. Penghargaan bisa diberikan walaupun dengan prestasi yang kecil dan dengan penghargaan yang kecil pula. Penghargaan bisa berupa hadiah kue, mainan, uang, buku cerita, kesempatan nonton TV, jalan-jalan. Bahkan pujian lisan dan isyarat jempol bisa menjadi hadiah yang murah meriah bagi anak. Kapan kita memberi hadiah? Yaitu antara lain saat anak bisa menjawab membaca Iqra` dengan lancar, baru naik jilid, nambah hafalan, meraih juara saat lomba baca Qur`an, dan sebagainya. Ini untuk memberi meyakinkan bahwa dekat dengan Al-Qur`an itu akan mendatangkan manfaat. Di dunia saja sudah mendapat penghargaan, apa lagi nanti di akhirat, hadiah dari Allah jauh lebih besar dari pada hadiah dari manusia.
Bukankah di dalam Al-Qur`an, Allah juga banyak memberikan janji hadiah berupa pahala pada orang-orang yang beramal sholeh?
8.    Belajar (membaca) Al-Qur`an dengan metode yang menyenangkan.
Mengajarkan membaca Al-Qur`an hendaknya dengan metode atau cara yang bervariasi hingga tidak membosankan. Jangan memaksakan untuk terus belajar jika anak sudah tidak konsentrasi atau kelelahan. Bahkan berikan libur atau tidak belajar pada saat di mana anak sedang tidak mud, lagi emosi, sedang marah, dan sebagainya. Hindari kata-kata kasar atau bentakan jika anak sulit mudah lupa atau sukar menyebutkan huruf-hurufnya. Jangan paksakan anak agar dapat membaca dengan tartil dan fasih seperti fasihnya orang dewasa karena fungsi alat artikulasi (lidah, gigi, tenggorokan, dll) di mulut memang masih terbatas kemampuannya.
9.    Orang tua menjadi contoh.
Orang tua harus menjadi contoh atau teladan bagi anak-anaknya. Orang tua yang cinta Qur`an dan rajin membacanya, insyaallah menular pada anaknya jika anaknya memang diarahkan agar mencontohnya. Bukankah pepatah bilang “Buah jatuh tidak jatuh jauh dari pohonnya” atau “Kacang ora ninggal lanjaran”.


10.              Berdoa kepada Allah.
Sekuat apapun kita berusaha dan sebesar apapun modal yang kita keluarkan agar anak-anak mencintai Al-Qur`an dan menjadi anak berakhlaq qur`ani, tapi kalau tidak mendapat pertolongan dari Allah maka hal itu akan sulit terwujud. Karena hendaknya kita senantiasa berusaha dan berdoa kepada Allah agar dikarunaiai anak-anak yang mencintai dan mengamalkan Al-Qur`an.

Semoga kiat-kiat ini dapat bermanfaat bagi para orang tua yang mendambakan putra-putri yang mencintai Al-Qur`an. Amin.

M. Syamsul Hadi, SQ.

------------------------------------
Kios Quran Online
SMS /WA = 081310892113
BB   = 56CC6ADD
FB   = syamsul hadi
Blog = kiosquranonline.blogspot.com
Alamat= Permata Regensi – Cibitung - Bekasi





Kamis, 27 Agustus 2015

AGAR ANAK CINTA QUR`AN

AGAR ANAK CINTA QUR`AN

(M. Syamsul Hadi)


Adalah merupakan kebahagiaan dan kebanggaan tersendiri bagi orang tua jika mereka dikaruniai anak-anak yang sholeh dan sholehah. Anak sholeh yang ketika masih anak-anak menyejukkan mata, ketika dewasa meringankan bebannya bahkan merawatnya, dan di akhirat menjadi tabungan pahala di sisi Allah taala. Namun untuk mewujudkan keinginan tersebut membutuhkan usaha maksimal dan dimulai sejak dini. Usaha yang dimaksud adalah pendidikan mental dan moral yang berbasis Al-Qur`an sebagai sumber petunjuk hidup dari Dzat yang menciptakan kita dan anak kita yaitu Allah.
Maka langkah yang harus kita lakukan adalah bagaimana agar anak senantiasa dekat dengan Al-Qur`an dan berinteraksi dengannya dalam berbagai sisi. Kita ingin anak-anak rajin belajar Al-Qur`an, membaca, menghafal dan mengamalkan ajarannya. Tapi semua ini akan sulit terwujud kalau tidak diawali dengan menumbuhkan rasa cinta si anak pada Al-Qur`an. Kalau cinta Quran sudah tertanam maka akan mudah bagi orang tua untuk mengarahkan putra-putrinya agar rajin belajar Al-Qur`an, membacanya, berprilaku qur`ani, ucapannya qur`ani dan sebagainya. Sebaliknya kalau anak belajar Al-Qur`an hanya karena tekanan dan paksaan orang tua maka hasilnya tidak akan optimal.
Berikut beberapa kiat agar anak kita cinta Al-Qur`an :


1.    Memulai sejak dalam kandungan.
Penanaman cinta Qur`an hendaknya dimulai sejak anak masih dalam kandungan dengan cara membiasakan memperdengarkan bacaan Al-Qur`an selama masa kandungan. Wajar kalau sebagian orang tua menyakini akan manfaat membaca surat-surat tertentu saat wanita sedang hamil, walaupun surat apapun yang dibaca adalah bagus, bahkan bagi yang tidak hamilpun juga bagus karena bagian dari ibadah. Dalam penelitian modern telah diyakini bahwa bayi yang masih di dalam kandungan sudah dapat mendengar dan merespon suara maupun sentuhan dari luar perut ibunya. Karena itu para psicolog menganjurkan agar calon bayi sering diperdengarkan music-musik (klasik) atau mengajak dialog atau memberikan sentuhan-sentuhan ringan pada perut ibu. Kalau suara yang dibuat oleh manusia (music dan ucapan) saja bermanfaat bagi bayi dalam kandungan, apalagi bacaan Al-Qur`an yang langsung datang dari Allah. Dan ini ternyata tidak bertentangan dengan Al-Quran bahwa pendengaran calon bayi sudah berfungsi sejak dalam kandungan :
“Kemudian Dia menyempurnakan dan meniupkan ke dalamnya roh (ciptaan)-Nya dan dia menjadikan bagi kamu pendengaran, penglihatan dan hati; (tetapi) kamu sedikit sekali bersyukur.” (32. As-Sajdah: 9)
2.    Melanjutkannnya setelah dilahirkan.
Kebiasaan memperdengarkan Al-Qur`an pada saat hamil hendaknya tidak putus atau berhenti pada saat si bayi sudah dilahirkan agar memori (ingatan) dan kesenangan anak pada Al-Qur`an tetap terjaga. Hal ini bisa dilakukan misalnya mendekatkan posisi bayi pada saat orang tua sedang  membaca Qur`an. Mengantarkan tidurnya anak sambil membaca Qur`an walaupun sambil rebahan, tidak sambil bernyanyi ‘nina bobo’ atau lagu-lagu yang lainnya. Ketika menimang-nimang bayipun juga lebih baik dengan iringan bacaan Al-Qur`an. Kalau mulut orang tua sudah kecapean maka bisa dilanjutkan dengan bacaan murottal dari HP, VCD, kaset, radio dan sebagainya.


3.    Mengoptimalkan panca indra.
Seiring dengan pertumbuhan fisik dan perkembangan jiwa serta fungsi panca indranya, hendaknya bentuk interaksi dengan Al-Qur`an harus ditingkatkan tidak sebatas mendengarkannya saja. Optimalkan panca indra balita untuk menjalin hubungan kontak dengan Quran. Bagi anak yang belum bisa berbicara, optimalkan indra penglihatan  dan pendengarannya. Biasakan matanya untuk melihat Qur`an, atau melihat orang tuanya ketika memegang dan membaca Al-Qur`an  agar anak bisa mengetahui begitulah cara membaca Qur`an. Tempelkan poster bergambar Huruf  Hijaiyah pada dinding yang mudah dilihat oleh anak. Bisa juga kita buat ‘mini atur’ mushaf Qur`an yang dibuat dari lembaran-lembaran kertas tebal (misalnya bekas kardus susu), susunlah, dirangkai dan dikemas sehingga menyerupai Qur`an (walaupun tidak persis). Ini sebagai antisipasi biasanya ketika melihat orang tua membawa dan membaca Qur`an, si anak akan mendekat dan tangannya meraih-raih mushaf yang bisa mengakibatkan sobek.
4.    Menyediakan media berkaitan Qur`an.

Berilah media-media penunjang yang dapat memancing kesenangan, hobi dan kecintaan pada Al-Qur`an. Media penunjang bisa berupa VCD, DVD, kasset, buku iqra`, juz `amma, buku bacaan bergambar berkaitan Al-Qur`an, KARTU HIJA`IYAH, Al-Qur`an bernuansa anak-anak, poster, juga mainan-mainan yang bisa dipadukan dengan pembelajaran Al-Qur`an. Media atau mainan-mainan ini sangat disenangi oleh anak-anak sesuai dengan perkembangan jiwanya.



.....bersambung....

KIOS QURAN ONLINE: KEGIGIHAN SYETAN ( 2 )

KIOS QURAN ONLINE: KEGIGIHAN SYETAN ( 2 ): KEGIGIHAN SYETAN (--tulisan kedua) Tahapan berikutnya dari langkah syetan untuk menggoda dan menyesatkan manusia adalah: Tahap keem...

Minggu, 23 Agustus 2015

KEGIGIHAN SYETAN ( 2 )

KEGIGIHAN SYETAN
(--tulisan kedua)
Tahapan berikutnya dari langkah syetan untuk menggoda dan menyesatkan manusia adalah:

Tahap keempat: yaitu tahap shagaa-ir, maksiat berupa dosa-dosa kecil.

Jika orang tersebut dijaga Allah dari melakukan dosa besar, setan tidak putus asa untuk terus menggoda yaitu melalui dosa-dosa kecil. Dosa-dosa kecil ini biasanya dianggap sepele karena banyak orang yang melakukannya dan dianggap sudah biasa seperti berbicara yang menyinggung perasaan orang lain, berburuk sangka,  dan lain-lain. Tapi kalau yang namanya dosa hendaknya kita jangan lagi memandang besar-kecilnya, tapi lihatlah bahwa hal itu adalah pelanggaran atas hukum Allah. Pantas kalau ada sebuah nasehat ‘Tidak ada dosa kecil kalau dilakukan berulang-ulang, dan tidak ada dosa besar kalau diikuti dengan istighfar (taubat)’.

Tahap kelima: yaitu setan menyibukkan manusia dengan hal-hal yang mubah (boleh).

Dengan membuat orang menjadi sibuk dan menghabiskan waktunya dalam hal amalan mubah, maka orang itu telah membuang kesempatan untuk berbuat kebaikan atau ibadah yang berpahala, yang kita semua dianjurkan atau diperintahkan mengamalkannya. Hukum mubah dalam terminology fiqih adalah segala amalan yang jika dikerjakan tidak mendapat pahala, dan jika ditinggalkan tidak mendapatkan dosa, artinya boleh dikerjakan juga boleh ditinggalkan. Contoh dari amalan mubah adalah makan, tidur, berbelanja (shopping), jalan-jalan, nonton TV, chatting, facebook-an, sms-an, dan sebagainya. Syetan akan menggoda kita dengan menyibukkan diri dan menghabiskan banyak waktu untuk melakukan aktifitas ini hanya sekedar demi kesenangan, bukan karena kebutuhan. Waktu yang tersita ini secara tidak langsung sudah  membuang kesempatan untuk melakukan amalan atau ibadah yang lebih bermanfaat dan berpahala. Bahkan bisa jadi dikarenakan terlena dengan kesenangan amalan mubah ini, kita jadi melalaikan kewajiban yang mengakibatkan dosa. Misalnya akibat nonton pertandingan bola berjam-jam, kemudian mengulur-ulur waktu sholat isya` sampai akhirnya ketiduran. Begitu bangun bahkan sudah kesiangan di mana waktu sholat subuh sudah habis.

Tahap keenam: setan menyibukkan manusia dengan amal-amal yang mafdhul (kurang utama).

Manusia disibukkan dengan suatu amal sholeh (sunnah) tetapi lalai dari amal sholeh yang lebih afdhal (lebih utama) atau yang sebaiknya lebih diprioritaskan untuk keadaan tertentu. Misalnya seseorang disibukkan dengan perkara sunat dari pada fardhu, maka sibuklah dia dengan yang disunatkan dan meninggalkan yang difardhukan. Misalnya ada orang yang berlama-lama melaksanakan sholat tahajjud, dilanjutkan berdzikir dan membaca Al-Qur`an hingga menjelang subuh dia tidur lagi. Begitu ia bangun ternyata waktu sholat subuh sudah  habis. Maka hal itu menunjukkan bahwa ia terlalu mengejar amalan sunnah sampai mengorbankan yang wajib yaitu sholat subuh. Bersedekah adalah amalan sunnah yang sangat dianjurkan dengan tanpa ketentuan jumlah, frekwensi, waktu, tempat dan orang yang disedekahi. Sementara zakat mal (harta), termasuk di dalamnya zakan penghasilan, adalah kewajiban yang sudah ditentukan bendanya, jumlah, nishobnya, waktu, dan orang berhak menerima. Maka kalau ada orang yang sangat sering menyumbangkan hartanya (bersedekah), bahkan dalam jumlah yang banyak sekalipun, maka hal itu belum dapat membebaskan kewajibannya untuk berzakat kalau ia tidak menyisihkan bagian zakatnya. Dan ini berarti ia sudah tergoda oleh syetan dengan memenuhi yang sunnah tapi meninggalkan yang wajib.
                Demikian jelas bagi kita tentang kegigihan dan semangat syetan untuk menggoda kita. Tentu hal ini harus mendorong kita agar lebih gigih dan bersemangat untuk menghindar atau melawan mereka dengan tetap berjalan pada jalan yang lurus dan diridhai oleh Allah swt.


Syamsul