AGAR
ANAK CINTA QUR`AN
(M. Syamsul Hadi)
Adalah
merupakan kebahagiaan dan kebanggaan tersendiri bagi orang tua jika mereka
dikaruniai anak-anak yang sholeh dan sholehah. Anak sholeh yang ketika masih
anak-anak menyejukkan mata, ketika dewasa meringankan bebannya bahkan merawatnya,
dan di akhirat menjadi tabungan pahala di sisi Allah taala. Namun untuk
mewujudkan keinginan tersebut membutuhkan usaha maksimal dan dimulai sejak
dini. Usaha yang dimaksud adalah pendidikan mental dan moral yang berbasis
Al-Qur`an sebagai sumber petunjuk hidup dari Dzat yang menciptakan kita dan
anak kita yaitu Allah.
Maka
langkah yang harus kita lakukan adalah bagaimana agar anak senantiasa dekat
dengan Al-Qur`an dan berinteraksi dengannya dalam berbagai sisi. Kita ingin
anak-anak rajin belajar Al-Qur`an, membaca, menghafal dan mengamalkan
ajarannya. Tapi semua ini akan sulit terwujud kalau tidak diawali dengan
menumbuhkan rasa cinta si anak pada Al-Qur`an. Kalau cinta Quran sudah tertanam
maka akan mudah bagi orang tua untuk mengarahkan putra-putrinya agar rajin
belajar Al-Qur`an, membacanya, berprilaku qur`ani, ucapannya qur`ani dan
sebagainya. Sebaliknya kalau anak belajar Al-Qur`an hanya karena tekanan dan
paksaan orang tua maka hasilnya tidak akan optimal.
Berikut beberapa kiat agar anak kita cinta
Al-Qur`an :
1. Memulai sejak dalam kandungan.
Penanaman cinta Qur`an hendaknya dimulai
sejak anak masih dalam kandungan dengan cara membiasakan memperdengarkan bacaan
Al-Qur`an selama masa kandungan. Wajar kalau sebagian orang tua menyakini akan
manfaat membaca surat-surat tertentu saat wanita sedang hamil, walaupun surat
apapun yang dibaca adalah bagus, bahkan bagi yang tidak hamilpun juga bagus
karena bagian dari ibadah. Dalam penelitian modern telah diyakini bahwa bayi
yang masih di dalam kandungan sudah dapat mendengar dan merespon suara maupun
sentuhan dari luar perut ibunya. Karena itu para psicolog menganjurkan agar
calon bayi sering diperdengarkan music-musik (klasik) atau mengajak dialog atau
memberikan sentuhan-sentuhan ringan pada perut ibu. Kalau suara yang dibuat
oleh manusia (music dan ucapan) saja bermanfaat bagi bayi dalam kandungan,
apalagi bacaan Al-Qur`an yang langsung datang dari Allah. Dan ini ternyata
tidak bertentangan dengan Al-Quran bahwa pendengaran calon bayi sudah berfungsi
sejak dalam kandungan :
“Kemudian
Dia menyempurnakan dan meniupkan ke dalamnya roh (ciptaan)-Nya dan dia
menjadikan bagi kamu pendengaran, penglihatan dan hati; (tetapi) kamu sedikit
sekali bersyukur.” (32. As-Sajdah: 9)
2. Melanjutkannnya setelah dilahirkan.
Kebiasaan
memperdengarkan Al-Qur`an pada saat hamil hendaknya tidak putus atau berhenti
pada saat si bayi sudah dilahirkan agar memori (ingatan) dan kesenangan anak
pada Al-Qur`an tetap terjaga. Hal ini bisa dilakukan misalnya mendekatkan
posisi bayi pada saat orang tua sedang
membaca Qur`an. Mengantarkan tidurnya anak sambil membaca Qur`an
walaupun sambil rebahan, tidak sambil bernyanyi ‘nina bobo’ atau lagu-lagu yang
lainnya. Ketika menimang-nimang bayipun juga lebih baik dengan iringan bacaan
Al-Qur`an. Kalau mulut orang tua sudah kecapean maka bisa dilanjutkan dengan
bacaan murottal dari HP, VCD, kaset, radio dan sebagainya.
3. Mengoptimalkan panca indra.
Seiring
dengan pertumbuhan fisik dan perkembangan jiwa serta fungsi panca indranya,
hendaknya bentuk interaksi dengan Al-Qur`an harus ditingkatkan tidak sebatas
mendengarkannya saja. Optimalkan panca indra balita untuk menjalin hubungan
kontak dengan Quran. Bagi anak yang belum bisa berbicara, optimalkan indra
penglihatan dan pendengarannya. Biasakan
matanya untuk melihat Qur`an, atau melihat orang tuanya ketika memegang dan
membaca Al-Qur`an agar anak bisa
mengetahui begitulah cara membaca Qur`an. Tempelkan poster bergambar Huruf Hijaiyah pada dinding yang mudah dilihat oleh
anak. Bisa juga kita buat ‘mini atur’ mushaf Qur`an yang dibuat dari
lembaran-lembaran kertas tebal (misalnya bekas kardus susu), susunlah,
dirangkai dan dikemas sehingga menyerupai Qur`an (walaupun tidak persis). Ini
sebagai antisipasi biasanya ketika melihat orang tua membawa dan membaca
Qur`an, si anak akan mendekat dan tangannya meraih-raih mushaf yang bisa
mengakibatkan sobek.
4. Menyediakan media berkaitan Qur`an.
Berilah media-media penunjang yang dapat
memancing kesenangan, hobi dan kecintaan pada Al-Qur`an. Media penunjang bisa
berupa VCD, DVD, kasset, buku iqra`, juz `amma, buku bacaan bergambar berkaitan
Al-Qur`an, KARTU HIJA`IYAH, Al-Qur`an bernuansa anak-anak, poster, juga
mainan-mainan yang bisa dipadukan dengan pembelajaran Al-Qur`an. Media atau
mainan-mainan ini sangat disenangi oleh anak-anak sesuai dengan perkembangan
jiwanya.
.....bersambung....
Tidak ada komentar:
Posting Komentar