Kamis, 27 Agustus 2015

AGAR ANAK CINTA QUR`AN

AGAR ANAK CINTA QUR`AN

(M. Syamsul Hadi)


Adalah merupakan kebahagiaan dan kebanggaan tersendiri bagi orang tua jika mereka dikaruniai anak-anak yang sholeh dan sholehah. Anak sholeh yang ketika masih anak-anak menyejukkan mata, ketika dewasa meringankan bebannya bahkan merawatnya, dan di akhirat menjadi tabungan pahala di sisi Allah taala. Namun untuk mewujudkan keinginan tersebut membutuhkan usaha maksimal dan dimulai sejak dini. Usaha yang dimaksud adalah pendidikan mental dan moral yang berbasis Al-Qur`an sebagai sumber petunjuk hidup dari Dzat yang menciptakan kita dan anak kita yaitu Allah.
Maka langkah yang harus kita lakukan adalah bagaimana agar anak senantiasa dekat dengan Al-Qur`an dan berinteraksi dengannya dalam berbagai sisi. Kita ingin anak-anak rajin belajar Al-Qur`an, membaca, menghafal dan mengamalkan ajarannya. Tapi semua ini akan sulit terwujud kalau tidak diawali dengan menumbuhkan rasa cinta si anak pada Al-Qur`an. Kalau cinta Quran sudah tertanam maka akan mudah bagi orang tua untuk mengarahkan putra-putrinya agar rajin belajar Al-Qur`an, membacanya, berprilaku qur`ani, ucapannya qur`ani dan sebagainya. Sebaliknya kalau anak belajar Al-Qur`an hanya karena tekanan dan paksaan orang tua maka hasilnya tidak akan optimal.
Berikut beberapa kiat agar anak kita cinta Al-Qur`an :


1.    Memulai sejak dalam kandungan.
Penanaman cinta Qur`an hendaknya dimulai sejak anak masih dalam kandungan dengan cara membiasakan memperdengarkan bacaan Al-Qur`an selama masa kandungan. Wajar kalau sebagian orang tua menyakini akan manfaat membaca surat-surat tertentu saat wanita sedang hamil, walaupun surat apapun yang dibaca adalah bagus, bahkan bagi yang tidak hamilpun juga bagus karena bagian dari ibadah. Dalam penelitian modern telah diyakini bahwa bayi yang masih di dalam kandungan sudah dapat mendengar dan merespon suara maupun sentuhan dari luar perut ibunya. Karena itu para psicolog menganjurkan agar calon bayi sering diperdengarkan music-musik (klasik) atau mengajak dialog atau memberikan sentuhan-sentuhan ringan pada perut ibu. Kalau suara yang dibuat oleh manusia (music dan ucapan) saja bermanfaat bagi bayi dalam kandungan, apalagi bacaan Al-Qur`an yang langsung datang dari Allah. Dan ini ternyata tidak bertentangan dengan Al-Quran bahwa pendengaran calon bayi sudah berfungsi sejak dalam kandungan :
“Kemudian Dia menyempurnakan dan meniupkan ke dalamnya roh (ciptaan)-Nya dan dia menjadikan bagi kamu pendengaran, penglihatan dan hati; (tetapi) kamu sedikit sekali bersyukur.” (32. As-Sajdah: 9)
2.    Melanjutkannnya setelah dilahirkan.
Kebiasaan memperdengarkan Al-Qur`an pada saat hamil hendaknya tidak putus atau berhenti pada saat si bayi sudah dilahirkan agar memori (ingatan) dan kesenangan anak pada Al-Qur`an tetap terjaga. Hal ini bisa dilakukan misalnya mendekatkan posisi bayi pada saat orang tua sedang  membaca Qur`an. Mengantarkan tidurnya anak sambil membaca Qur`an walaupun sambil rebahan, tidak sambil bernyanyi ‘nina bobo’ atau lagu-lagu yang lainnya. Ketika menimang-nimang bayipun juga lebih baik dengan iringan bacaan Al-Qur`an. Kalau mulut orang tua sudah kecapean maka bisa dilanjutkan dengan bacaan murottal dari HP, VCD, kaset, radio dan sebagainya.


3.    Mengoptimalkan panca indra.
Seiring dengan pertumbuhan fisik dan perkembangan jiwa serta fungsi panca indranya, hendaknya bentuk interaksi dengan Al-Qur`an harus ditingkatkan tidak sebatas mendengarkannya saja. Optimalkan panca indra balita untuk menjalin hubungan kontak dengan Quran. Bagi anak yang belum bisa berbicara, optimalkan indra penglihatan  dan pendengarannya. Biasakan matanya untuk melihat Qur`an, atau melihat orang tuanya ketika memegang dan membaca Al-Qur`an  agar anak bisa mengetahui begitulah cara membaca Qur`an. Tempelkan poster bergambar Huruf  Hijaiyah pada dinding yang mudah dilihat oleh anak. Bisa juga kita buat ‘mini atur’ mushaf Qur`an yang dibuat dari lembaran-lembaran kertas tebal (misalnya bekas kardus susu), susunlah, dirangkai dan dikemas sehingga menyerupai Qur`an (walaupun tidak persis). Ini sebagai antisipasi biasanya ketika melihat orang tua membawa dan membaca Qur`an, si anak akan mendekat dan tangannya meraih-raih mushaf yang bisa mengakibatkan sobek.
4.    Menyediakan media berkaitan Qur`an.

Berilah media-media penunjang yang dapat memancing kesenangan, hobi dan kecintaan pada Al-Qur`an. Media penunjang bisa berupa VCD, DVD, kasset, buku iqra`, juz `amma, buku bacaan bergambar berkaitan Al-Qur`an, KARTU HIJA`IYAH, Al-Qur`an bernuansa anak-anak, poster, juga mainan-mainan yang bisa dipadukan dengan pembelajaran Al-Qur`an. Media atau mainan-mainan ini sangat disenangi oleh anak-anak sesuai dengan perkembangan jiwanya.



.....bersambung....

Tidak ada komentar:

Posting Komentar