KASIH SAYANG RASUL
(tulisan ke 2)
M. Syamsul Hadi
Berikut
ini beberapa contoh dari bukti adanya kasih-sayang beliau (Rasulullah) kepada berbagai
kalangan dalam berbagai keadaan yang dapan kita jadikan suru tauladan.
Sayang Kepada Keluarga
Diceritakan dalam hadist
Al-Bukhari bahwa Rasulullah pernah membantu istrinya Shafiyah binti Huyay
ketika hendak menaiki onta. Beliau melingkari onta dengan tabir, penutup agar
tidak terlihat orang lain. Kemudian beliau jongkok di samping onta untuk
menyiapkan pahanya agar menjadi pijakan Shafiyah yang mau naik onta.
Rasulullah memberi contoh bagaimana beliau membantu,
mempermudah dan meringan pekerjaan istri. Suami yang baik tidak akan
menyerahkan 100 % semua pekerjaan rumah kepada istri dari memasak, mencuci,
menyetrika, menyapu, mengepel lantai, mengurus anak-anak dari bangun tidur
sampai tidur lagi. Suami yang bijaksana akan meringankan beban istri dengan
mengerjakan sebagian kerjaan rumah, atau memperjakan khadimah (pembantu), atau
menyediakan alat dan sarana yang meringankan dan mempercepat kerjaan.
Sayang Kepada Anak
Kecil
‘A-isayah ra. menceritakan:
‘Sekelompok anak kecil dibawa ke hadapan Nabi, lalu beliau berdoa dan
menggendong anak kecil itu. Anak kecil itu kemudian pipis membasahi baju
beliau. Lalu beliau meminta air dan menyiramkan ke bajunya”. (HR. Bukhari)
Bahkan walaupun pada saat
shalat pun beliau masih memperhatikan kasih sayangnya pada anak kecil. Beliau
pernah shalat sambil menggendong Umamah binti Zainab (cucu nabi). Pada saat
sujut beliau mendudukkan Umamah di sampinnya. (HR. Bukhari)
Anak adalah generasi penerus yang akan melanjutkan
sejarah agama adan Negara di masa depan. Karena itu orang tua harus mencurahkan
kasih sayangnya kepada putra-putrinya dalam segala bentuknya yang bermanfaat
bagi mereka. Sebagaiman Rasulullah yang begitu sayangnya kepada anak-anak orang
lain, bagaiman lagi terhadap anak cucunya sendiri.
Sayang Kepada Pelanggar Hukum
Abu Hurairah
menceritakan, seorang laki-laki datang kepada Nabi dengan penuh penyesalan
karena ia telah melanggar hokum islam yaitu berhubungan dengan istrinya di
siang hari bulan Ramadhan. Rasul menyuruhnya untuk memerdekakan seorang budak
sebagai denda atau hukuman. Lelaki itu menjawab: ‘Tidak’. Rasul bertanya:
‘Mampukah kamu puasa dua bulan berturut-turut?’. Ia menjawab: ‘Tidak’. Beliau
bertanya lagi: ‘Apakah kamu bisa member makan 60 orang miskin?’ Kemudian beliau
memberikan sekranjang kurma dan berkata:
‘Ambillah kurma ini dan bersedekahlah dengannya’. ‘Apa aku harus sedekah kepada
orang yang lebih miskin dariku?’ Ia menjelaskan tidak ada orang yang lebih miskin
darinya di kampungnya. Kemudian Rasul tertawa seraya berkata: ‘Berilah makanan
pada keluargamu dengan kurma ini’. (HR. Muslim)
Betapa bijaksananya Rasul, walaupun beliau figur yang
tegas dan adil dalam mengadili dan memutuskan hukum, namun beliau juga orang
sangat lapang dada dan penuh kasih sayang. Dalam keadaan tertentu kadang seorang
pelanggar hukum dimaafkan dan tidak dijatuhi hukuman atau diringankan
hukumannya. Diantara tujuannya adalah untuk menunjukkan bahwa islam bukan agama
yang berat dan sulit, sehingga dapat menarik minat manusia untuk masuk dalam
islam, membuat orang yang sudah islam merasa tenang dengan keislamannya, serta
meninggikan citra islam diantara agama-agama yang lain
Tidak ada komentar:
Posting Komentar