Kamis, 20 Agustus 2015

KEGIGIHAN SYETAN



KEGIGIHAN SYETAN

oleh: M. Syamsul Hadi

Sejak pertama kali syetan divonis bersalah karena tidak mentaati Allah untuk bersujud menghormati Nabi Adam, mereka berjanji akan senantiasa menggoda manusia. Mereka dengan gigih dan semangat akan menggoda manusia dengan berbagai cara dan sampai nanti di hari kiyamat. Hal ini dapat kita lihat paling tidak dari ayat :
Iblis menjawab: "Karena Engkau telah menghukum saya tersesat, saya benar-benar akan (menghalang-halangi) mereka dari jalan Engkau yang lurus,  Kemudian saya akan mendatangi mereka dari muka dan dari belakang mereka, dari kanan dan dari kiri mereka. dan Engkau tidak akan mendapati kebanyakan mereka bersyukur (taat). (Al-A`raf: 16-17)
            Kalau kita pahami ayat di atas menunjukkan betapa gigih dan bersemangatnya syetan dalam menggoda manusia. Apabila gagal dari satu jalan maka mereka akan menggoda dari jalan lain, dan jika jalan lain itu gagal juga maka mereka cari lagi dari jalan lain, dan begitu seterusnya. Mereka tidak akan pernah berhenti mencari-cari celah agar propagandanya berhasil. Dan bahkan mereka saling bekerja sama dengan sesama syetan, bahkan dengan manusia juga, saling membisikkan untuk menyesatkan manusia (Al-An`am: 113). Syetan tidak akan putus asa dari usaha menggelincirkan manusia dari jalan kebenaran hingga mereka sama-sama masuk neraka. Allah berfirman :
Sesungguhnya syaitan itu adalah musuh bagimu, maka anggaplah ia musuh(mu), Karena sesungguhnya syaitan-syaitan itu hanya mengajak golongannya supaya mereka menjadi penghuni neraka yang menyala-nyala”(35. Fathir: 6)
Banyak ulama` merumuskan langkah-langkah syetan dalam menggoda manusia dari sudut pandang yang berbeda-beda. Diantaranya adalah Syekh Ibnu Qayyim Al-Jauzi menjelaskan bahwa langkah-langkah atau tahapan yang ditempuh syetan untuk menyesatkan manusia dengan 6 langkah sebagai berikut :

Pertama: setan berusaha agar manusia menjadi kafir atau musyrik.

              Tidak sedikit diantara orang yang semula beragama Islam tapi karena terdesak ekonomi hingga ia pindah ke agama lain karena mendapat bantuan dari misionaris Kristen. Bantuan yang biasa mereka berikan adakalanya berupa bahan makanan, pakaian, biaya pendidikan, pengobatan, keuangan dan sebagainya. Kalau pun tidak sampai pindah agama, banyak orang islam yang sudah berbuat syirik dan kurofat dengan menduakan Allah dalam kekuasaan. Perhatikan sebagian mereka yang mempunyai kepercayaan adanya kekuatan ghaib di balik benda-benda mati seperti cincin, keris, pepohonan dan bahkan kuburan. Mereka beranggapan bahwa benda-benda itu dapat memberikan keberuntungan atau menolak musibah. Ada juga yang mengikuti mitos-mitos dengan mengharuskan diri untuk melakukan perbuatan-perbuatan tertentu dengan keyakinan kalau tidak melakukannya takut akan mendapat mushibah tertentu. Atau sebaliknya jika melakukan amalan tertentu ia yakin akan mendapatkan apa yang ia inginkan. Padahal amalan atau perbuatan itu tidak diajarkan dalam Islam baik berdasarkan dalil umum (ijmaly) maupun dalil khusus. Hal ini seperti banyaknya mitos-mitos seputar kehamilan, kelahiran, pernikahan dan kematian misalnya ari-ari bayi yang dikubur ditanah harus disertai dengan kembang tujuh rupa, pensil, kertas, jarum jahit dan sebagainya.

Tahap kedua: yaitu tahapan bid’ah (mengada-ada dalam urusan agama).

              Manusia dibuatnya untuk membuat dan menerapkan bid’ah. Bid’ah adalah membuat amalan ibadah ritual yang baru yang bertentangan dengan apa yang disyariatkan Allah dan Rasulnya, baik mengurangi, menambah atau mengubah apa yang sudah ditentukan. Misalnya dulu pernah ada sebuah kelompok di Jawa Timur yang mengubah bacaan sholat dengan membaca terjemahannya yaitu dengan bahasa Indonesia. Padahal bacaan dan gerakan sholat sudah ditentukan dalam hadits. Ada juga orang yang mengharuskan membaca surat Al-Fatihah dari ayat 1 – 7 dengan sekali nafas ketika membacaanya untuk pengobatan. Padahal tidak ada dalil yang mengharuskan begitu, bahkan lebih afdhal bernafas setiap ayatnya, dan ini lebih memungkinkan terpenuhinya hokum-hukum tajwid.

Tahap ketiga: yaitu tahap kabaa-ir, berupa dosa-dosa besar.


                Jika orang tersebut selamat dari bid`ah maka dimulailah tahap ketiga yaitu godaan dosa besar. Yang termasuk dosa besar antara lain adalah menyekutukan Allah (bahkan dosa paling besar), durhaka pada orang tua, membunuh, mencuri (termasuk korupsi dan pencucian uang),berzina, minum-minuman keras (termasuk narkotika) dan berjudi. Di zaman yang semakin canggih sekarang ini para syetan juga semakin canggih cara menggodanya. Kalau zaman dulu orang berjudi harus saling bertemu di satu meja di tambah beberapa alat-alat judi. Tapi di zaman sekarang perjudian dapat dilakukan tanpa harus bertemu di satu meja misalnya dengan laptop melalui internet, atau melalui HP. Pencurian bisa dilakukan dengan menggesekkan kartu ATM, bahkan bisa mencuri pulsa melalui HP. 

......................... bersambung.








Tidak ada komentar:

Posting Komentar